PENERAPAN ASPEK TRADISIONAL PADA BANGUNAN DI MERAUKE, PAPUA SELATAN (STUDI KASUS KANTOR P2JN)

  • Sari Octavia Universitas Musamus
  • Yosi Valentina Simorangkir Universitas Musamus
  • Yohannes Putra Perkasa Sinambela Universitas Musamus
  • Reivandy Christal Joenso Universitas Musamus
Keywords: Kantor Pemerintahan, Merauke, Elemen Dekoratif, Arsitektur Tradisional

Abstract

Bangunan sebagai sebuah karya arsitektur yang hakekatnya selain dapat digunakan sebagaimana fungsinya juga harus dapat merepresentasikan identitasnya  yang menunjukkan pemilik bangunan, fungsi bangunan dan lokasi dimana bangunan itu berada. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan interpretative. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena yang diamati pada Kantor P2JN dengan mengumpulkan informasi terperinci dan terkini yang menggambarkan fenomena yang ada, mendeskripsikan masalah, dan melakukan perbandingan atau evaluasi terhadap objek penelitian. Unsur arsitektural yang diamati adalah bentuk dan struktur bangunan, material dan teknik konstruksi, penampilan bangunan serta elemen dekoratif dan simbolik pada bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan unsur tradisional pada Kantor P2JN terletak penampilan bangunan dimana elemen dekoratif dengan motif tradisional digunakan sebagai bagian dari estetika dengan penempatannya pada bagian depan bangunan, yaitu pada kolom entrance dan bagian samping bangunan yang merupakan bagian vocal point dari bangunan. unsur tradisional pada Kantor P2JN  berfungsi bukan hanya sebagai bagian dari estetika, melainkan juga berkaitan dengan identitas, kedaulatan, kebudayaan dan keberlanjutan identitas arsitektur nasional yang mencerminkan jati diri budaya lokal maupun nasional.

References

[1] O. S. C. Rombe, H. C. Goh, and Z. M. Ali, “Toraja Cultural Landscape: Tongkonan Vernacular Architecture and Toraja Coffee Culture,” eTropic, vol. 21, no. 1, pp. 99–142, 2022, doi: 10.25120/etropic.21.1.2022.3822.
[2] N. Naing and K. Hadi, “Vernacular architecture of buginese: The concept of local-wisdom in constructing buildings based on human anatomy,” Int. Rev. Spat. Plan. Sustain. Dev., vol. 8, no. 3, pp. 1–15, 2020, doi: 10.14246/irspsda.8.3_1.
[3] P. Paita Yunus, R. M. Soedarsono, and S. Gustami, “Applying Policy of South Sulawesi Architecture in Governmental Office and Public Building,” J. Gov. Polit., vol. 3, no. 2, pp. 235–252, 2012, doi: 10.18196/jgp.2012.0013.
[4] I. Imriyanti, S. Wunas, and M. Arifin, “Architecture Traditional Makassar With the Ideal Form Based To Residential Environment Humanistic (Case: Settlement Processing Bricks Gowa in South Sulawesi),” Dimens. (Journal Archit. Built Environ., vol. 44, no. 2, pp. 155–162, 2017, doi: 10.9744/dimensi.44.2.155-162.
[5] N. C. Idham, “Javanese vernacular architecture and environmental synchronization based on the regional diversity of Joglo and Limasan,” Front. Archit. Res., vol. 7, no. 3, pp. 317–333, 2018, doi: 10.1016/j.foar.2018.06.006.
[6] D. P. E. Laksmiyanti, E. Poedjioetami, R. P. Salisnanda, and E. Mukti, “The Structural Illustration Reog Ponorogo Art Museum with Joglo Building as Javanese Vernacular Architecture,” Paragraphs Environ. Des., pp. 59–65, 2023, doi: 10.59260/penvid.2023.59652714.
[7] T. Alvin ; Yenny Gunawan, “Joglo Architecture Development for Post Earthquake Temporary Shelter,” Ris. Arsit., vol. 3, no. 03, pp. 205–221, 2019, doi: 10.26593/risa.v3i03.3338.205-221.
[8] M. Elfira and B. Wibawarta, “More Like Living With It Than In It "The Modified Function Of Minangkabau Rumah Gadang of West Sumatra, Indonesia,” Glob. J. Al-Thaqafah, 2019, doi: 10.7187/GJAT072019-6.
[9] H. Isir, H. Rante, and E. Rumansara, “TERHADAP PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KOTA DI KABUPATEN MANOKWARI,” vol. 7, no. 2, pp. 45–51.
[10] G. Jell and S. Jell-Bahlsen, “From ‘Haus tambaran’ to church: Continuity and change in contemporary papua new guinean architecture,” Vis. Anthropol., vol. 18, no. 5, pp. 407–437, 2005, doi: 10.1080/08949460500288272.
[11] E. Widayati, N. Rakhmawati, and D. Pratama, “The Architectural Structure of Joglo House as the Manifestation of Javanese Local Wisdom,” 2019, doi: 10.4108/eai.8-12-2018.2283855.
[12] A. Cernaro, O. Fiandaca, R. Lione, and F. Minutoli, “Firmitas , Utilitas , and Venustas to Preserve the Cultural,” Buildings, vol. 13, 2023, doi: 10.3390/buildings13041045.
Published
2025-06-20
How to Cite
Sari Octavia, Simorangkir, Y. V., Sinambela, Y. P. P., & Joenso, R. C. (2025). PENERAPAN ASPEK TRADISIONAL PADA BANGUNAN DI MERAUKE, PAPUA SELATAN (STUDI KASUS KANTOR P2JN). MUSTEK ANIM HA, 14(01), 22 - 27. https://doi.org/10.35724/mustek.v14i01.7088