ANALISIS RUGI TEGANGAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PADA PT. PLN (Persero) CABANG MERAUKE
Abstract
Sistem Distribusi merupakan salah satu bagian penting dalam penyaluran energi listrik. Dalam penyalurannya, energi listrik yang disalurkan tidak seluruhnya diterima oleh konsumen. Hal ini disebabkan karena terdapatnya rugi – rugi tegangan sepanjang saluran distribusi. Rugi tegangan yang terjadi pada Jaringan distribusi dipengaruhi oleh besar arus, luas penampang dan panjang saluran. Penelitian ini bertujuan menganalisis rugi tegangan yang terjadi pada jaringan distribusi 20 kV atau Jaringan distribusi Primer. Menganalisis rugi tegangan pada Jaringan Distribusi Primer dengan mengambil data arus beban puncak siang dan arus beban puncak malam, pada Penyulang atau Feeder yang terpasang pada PLTD Kelapa Lima Merauke. Metode yang digunakan adalah Menghitung rugi tegangan pada Jaringan Distribusi Primer dengan mengambil data arus beban puncak siang dan arus beban puncak malam, pada Penyulang atau Feeder yang terpasang pada PT. PLN (Persero) Cabang Merauke. Hasil analisis menyatakan bahwa rugi tegangan yang terjadi pada Feeder Merkuri yaitu pada kondisi beban puncak siang sebesar 1966,87 V dengan persentase 9,83 % dan pada kondisi beban puncak malam sebesar 3416,94 V dengan persentase sebesar 17,08 %, lebih besar dibandingkan dengan Feeder - feeder lain seperti Feeder Kota 2 rugi tegangan pada kondisi beban puncak siang sebesar 249,93 dengan persentase sebesar 1,25 % dan pada kondisi beban puncak malam sebesar 294,55 Volt dengan persentase sebesar 1,47 %, Feeder Muli rugi tegangan yang terjadi pada kondisi beban puncak siang 462,59 Volt dengan persentase sebesar 2,31 % dan pada kondisi beban puncak malam sebesar 497,23 Volt dengan persentase sebesar 2,49 %, Kemudian pada Feeder Polder rugi tegangan yang terjadi pada kondisi beban puncak siang sebesar 231,83 Volt dengan persentase sebesar 1,16 % dan pada kondisi beban puncak malam sebesar 277,03 Volt dengan persentase sebesar 1,39 % dan rugi tegangan pada Feeder Kompi C pada kondisi beban puncak siang sebesar 252,14 Volt dengan persentase sebesar 1,26 % dan pada kondisi beban puncak malam sebesar 289,3 Volt dengan persentase sebesar 1,45 %. Sedangkan rugi tegangan terkecil adalah pada Feeder Kota 1 yaitu pada kondisi beban puncak siang sebesar 188,71 V dengan persentase 0,94 %, pada kondisi beban puncak malam sebesar 235,29 dengan persentase sebesar 1,18 %. Rugi tegangan yang terjadi pada Feeder Merkuri sudah melebihi standar 5% yang ditentukan dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
Keywords— Sistem distribusi, rugi tegangan