Karakteristik Bata Ringan Dengan Menggunakan Campuran Limbah Styrofoam Dan Serabut Kelapa
Abstract
Bata ringan tipe Cellular Lightweight Concrete (CLC) merupakan bata ringan yang dibuat dengan proses menambahkan buih udara dalam bentuk busa ke dalam campuran mortar yang telah diaduk sebelumnya. Busa tersebut dihasilkan dari foam agent yang menyebabkan ongkos produksi bata ringan tersebut menjadi mahal. Pada sektor perkebunan, komoditas kelapa menempati posisi hasil produksi terbesar sejumlah 56.469 ton di Kabupaten Manokwari. Hal ini menyebabkan tanaman kelapa menjadi salah satu penyumbang limbah yang besar. Pemanfaatan limbah serabut kelapa, pada campuran beton normal dapat meningkatan nilai kuat tekan hingga 29%. Penelitian ini memanfaatkan limbah styrofoam dan limbah serabut kelapa sebagai bahan campuran bata ringan tipe CLC. Limbah styrofoam digunakan untuk menggantikan foam agent dan limbah serabut kelapa diharapkan mampu meningkatkan nilai kuat tekan dari bata ringan. Tahapan pelaksanaan penelitian ini diawali dengan melakukan uji karakteristik material penyusun bata ringan, selanjutnya dilakukan perhitungan komposisi campuran dan dilanjutkan dengan mencetak benda uji pada silinder ukuran 15x30. Hasil pengujian menunjukan bahwa material styrofoam dapat digunakan sebagai pengganti foam agent pada bata ringan tipe CLC. Berat jenis bata ringan adalah BT1: 1177.36 kg/m3, BT2: 1172.92 kg/m3, BT3: 1209.60 kg/m3, BT4: 1196.68 kg/m3, dan BT5: 1182.99 kg/m3. Penggunaan styrofoam mampu menurunkan tingkat penyerapan air pada bata ringan sebesar 50%. Nilai kuat tekan bata ringan adalah BT1: 1.24 MPa, BT2: 1.32 MPa, BT3: 1.62 MPa, BT4: 1.69 MPa dan BT5: 1.65 MPa. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan serabut kelapa dalam campuran bata ringan mampu meningkatkan nilai kuat tekan sebesar 28%. Penggunaan material limbah styrofoam mampu menurunkan biaya produksi hingga 20%.
References
[2] Badan Standarisasi Nasional. 2018. Spesifikasi Bata Ringan Untuk Pasangan Dinding (SNI 8640:2018). Bandung : BSN.
[3] Birawaputra, Indra dan Yoga C. V. Tethool. 2023. Identifikasi Mutu Bata Beton Pejal di Wilayah Kabupaten Manokwari. TEKNIKA: Jurnal Teknik. 9 (2) : 119-126.
[4] Oemiati, Nurnilam dkk. 2021. Pemanfaatan Limbah Styrofoam Sebagai Campuran Pembuatan Bata Ringan. Jurnal Bearing. 7 (2) : 107-113.
[5] BPS Kabupaten Manokwari. 2020. Statistik Daerah Kabupaten Manokwari 2020. Manokwari : BPS Kabupaten Manokwari.
[6] Sahrudin dan Nadia. 2016. Pengaruh Penambahan Serat Sabut Kelapa Terhadap Kuat Tekan Beton. Jurnal Konstruksia. 7 (2) : 13-20.
[7] Prayitno, Eko dkk. 2021. Analisa Berat Isi Dan Kuat Tekan Bata Ringan Menggunakan Foam Agent dengan Bahan Tambah Serbuk Gypsum. Jurnal Simetris. 15 (1) : 7-11.
[8] Oktaviani, Putri dkk. 2015. Studi Eksperimental Pembuatan Batu Bata Ringan Dengan Memakai Additive Foam Agent. Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference. 13 Agustus 2015, Padang, Indonesia. 139-145.
[9] Sujatmiko, Bambang dkk. 2018. Pemanfaatan Limbah Styrofoam Untuk Bahan Bata Ringan Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah. Seminar Nasional IlmuTerapan (SNITER) 2018 – UniversitasWidya Kartika. Oktober 2018, Surabaya, Indonesia. A08-1 – A086.
[10] Samsul dkk. 2015. Pengujian Sifat Mekanis Batako Pejal Dengan Serat Kelapa Dengan Variasi 1,5 cm, 2 cm dan 2,5 cm. JeLAST : Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang. 2 (2) : 1-8.
[11] Pedoman Bahan Bangunan dan Rekayasa Sipil. 2015. Perancangan campuran material ringan mortar-busa untuk konstruksi jalan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.