PEMANFAATAN LIMBAH PADAT PENGOLAHAN SAGU MENJADI BRIKET SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PADA KELOMPOK TANI DWITRAP DI KAMPUNG TAMBAT KABUPATEN MERAUKE
Abstract
Industri pengolahan sagu kelompok tani Dwitrap di kampung tambat menghasilkan produk pati sagu/tepung sagu. Selain menghasilkan produk utamanya, pada proses pengolahan sagu juga mengahasilkan hasil samping berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah sagu jika tidak ditangani dengan baik maka akan berdampak negatif bagi lingkungan. Limbah padat pengolahan sagu berupa ampas dan kulit batang sagu. Limbah padat sagu mengandung serat yang tinggi. Kandungan ini sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan seperti pakan ternak, furnitur, sumber energi alternatif biomassa salah satunya briket. Briket limbah padat sagu dapat digunakan masyarakat sebagai bahan bakar memasak dan juga digunakan sebagai media tanam. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat dari dampak limbah yang ditimbulkan dan memberikan keterampilan memanfaatkan limbah agar menjadi lebih ekonomis. Dengan menggunakan metode sosialisasi tentang dampak limbah sagu dan pelatihan atau praktik secara langsung pembuatan briket arang limbah padat sagu diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya anggota kelompok Tani Dwitrap untuk memanfaatkan limbah sebagai briket untuk membantu meningkatkan ekonomi. Mitra pada kegiatan ini yaitu anggota kelompok Tani Dwitrap Kampung Tambat Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke. Hasil dari kegiatan ini yaitu masyarakat dapat membuat briket dari arang limbah padat sagu. Selain itu terdapat peningkatan knowledge masyarakat tentang pentingnya mengolah limbah sagu dan dampaknya bagi lingkungan. Pemahaman ini penting agar masyarakat timbul kepedulian atas lingkungannya.
References
Nurmalasari, Afiah, N. (2017). Briket kulit batang sagu (Metroxylon sagu) menggunakan perekat tapioka dan ekstrak daun kapuk (Ceiba pentandra). Jurnal Dinamika. 8 (1), 1-10.
Syakir, M., Karmawati, E. (2013). Potensi tanaman sagu (Metroxylon spp) sebagai bahan baku bioenergi. Perspektif. 12(2), 57-64.
Agustinus. (2013). Perlakuan uji kalor briket limbah sagu untuk pemanfaatan sebagai bahan bakar oleh masyarakat Kampung Sentani. Sinergi. 11 (2), 123-133.
Kiat, L. J. (2006). Preparation and characterization of carboxymethyl sago waste and its hydrogel. [Disertasi]. School of Graduate Studies, University Putra Malaysia.
Ralahalu, T. N. (1998). Pengaruh Tingkat Penggunaan Ampas Sagu yang Difermentasi dengan Aspergillus niger dalam Ransum pada Pertumbuhan Babi Selama Periode Pertumbuhan. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Wahida, Limbongan. (2015). Pemanfaatan ampas sagu sebagai bahan dasar kompos pada beberapa dosis pencampuran dengan kotoran sapi. Agricola Journal. 5(1).
Darwis D, Astriana A, Ulum MS. 2017. Pemanfaatan limbah serat batang sagu untuk pembuatan batako. Gravitasi. 15 (1).
Mobilala SH. 2010. Pemanfaatan limbah padat ampas serat sagu dengan campuran perekat termoplastik dan urea formaldehyde untuk pembuatan papan partikel (partikel board). [Disertasi]. Universitas Gadjah Mada.
Denitasari NA. 2011. Briket ampas sagu sebagai bahan bakar alternatif. IPB
De Fretes EF, Wardana ING, Sasongko MN, 2013. Karakteristik pembakaran dan sifat fisik briket ampas empulur sagu untuk berbagai bentuk dan prosentase perekat. Rekayasa Mesin. 4 (2): 169-176.