Penambahan Inokulum yang Berbeda pada Ampas Tebu Fermentasi Terhadap Kualitas Nutrisi
Abstract
Sugarcane bagasse is an agricultural waste that could be processed into ruminant alternative feed. Sugarcane bagasse processing was very necessary to improve the nutritional as animal feed using fermentation application which was one way to increase the nutritional of sugarcane bagasse using cow feces inoculum and EM-4 (Effective Microorganism-4). The purpose of this study was to determine the effect nutritional quality of fermented sugarcane bagasse using different types of inoculum. This study used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 5 replications that are ; P0: sugarcane bagasse without inoculum addition (control), P1: sugarcane bagasse + 5% cattle feces, P2: sugarcane bagasse + EM-4 10%, P3: sugarcane bagasse + 5% cattle feces + E-4 10%. The parameters measured include dry content, crude protein, crude fiber, and crude fat. The data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA) and continued with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that a mixture of 5% cow feces and 10% EM-4 had a very significant effect (P <0.01) to increase crude protein ​​and significantly (P <0.05) to reduce crude fiber. The conclusion of this research was the addition of 5% cow feces inoculum and 10% EM-4 (P3 treatment) was the best treatment because it increased crude protein content and decreased crude fiber
References
Bai, S., R. M. Kumar., D.J. Kumar., Mukesh., P. Balshanmugam., Kumaran. M.D. Bala, and P.T. Kalaichelvan. (2012). Cellulase Production by Bacillus SubtilisIsolated from Cow Dung. Department of Biotechnology. KSR College of Arts and Science.Tiruchengode. TN. India.
Dhalika, T., Mansyur dan A. R. Tarmidzi. (2011). Nilai Nutrisi Batang Pisang dan Produk Bioproses (Ensilage) sebagai Ransum Lengkap. Jurnal Ilmu Peternakan. 11(1): 17-23.
Direktorat Jendral Perkebunan. (2017). Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Tebu 2015-2017. Jakarta
Fariani dan Akhadiarto. (2009). Respon Penambahan Effectife Microorganisme-4 (EM-4) Terhadap Kualitas Nutrisi Fermentasi Limbah Bagasse Tebu untuk Pakan Ternak. Jurnal Teknologi Lingkungan. 10(3): 241-248.
Harahap, A. E. (2017). Kualitas Bakteri Asam Laktat Isolasi Jerami Padi dengan penambahan berbagai Level Molases. Jurnal Peternakan. 14(1): 25-30.
Ismaliyati, R. (2014). Nilai Nutrisi Campuran Feses Sapi dan Beberapa Level Ampas Kelapa yang Difermentasi dengan EM4. Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak 10(1): 41-46.
Juliantoni, J., D.A. Mucra dan D. Febrina. (2018). Kandungan Nutrisi Serat Buah Kelapa Sawit yang Difermentasi dengan Feses Kerbau pada Level yang Berbeda. Jurnal Peternakan 15(1): 37-46.
Kusumaningrum, M., C. L. Sutrisno, dan B. W. H. E. Prasetiyono. (2012). Kualitas Kimia Ransum Sapi Potong Berbasis Limbah Pertanian dan Hasil Sampingan Pertanian yang Difermentasi dengan Aspergillus niger. Animal Agriculture Journal. 1(1): 109-119.
Mucra, D. A., S. P. S. Budhi and A. Agus. (2009). Fermentation of Palm Press Fiber and Its Effect on Chemical Composition and In Vitro Digestibility. Proceeding International Conference Agricultural and Livestock Production Based on Agroindustry. Pekanbaru
Mucra, D.A dan Azriani. (2012). Komposisi Kimia Daun Kelapa Sawit yang Difermentasi dengan Feses Sapi dan Feses Kerbau. Jurnal Peternakan 9(1): 27-34
Okano, K., Y. Iida, M. Samsuri, B. Prasetya, T. Usagawa, dan T. Watanabe. (2006). Comparisson of In Vitro Digestibility and Achemical Composition among Sugarcane Bagasse Treated by Four White Rot Funi. Animal Science Journal. 77(1):308-3013
Pandey, A., C.R. Soccol., P.Nigam and V. T. Soccoll. (2000). Biotechnological Protential of Agroindustrial Residues I. Sugarcane Bagasse. Bioresur Technol. 74(1):69-80
Rafles., A.E. Harahap dan D. Febrina. 2016. Nilai Nutrisi Ampas Tebu (Bagasse) yang di Fernentasi Menggunakan Starbio pada Level yang Berbeda. Jurnal Peternakan 13(2): 59-65
Ratnakomala, S., R. Ridwan., G. Kariina., dan Y. Widyatuti. (2006). Pengaruh Inokulum Lactobacillus Plantarum 1A-2 dan 1BL-2 terhadap Kualitas Silase Rumput Gajah (Penissetum Purpureum). Biodivertas. 7:131-134
Riswandi., Sofia., Sandi dan P. S. Indah. (2017). Amoniasi Fermentasi (Amofer) Serat Sawit dengan Penambahan Urea dan Effective Microorganism-4 (EM-4) terhadap Kualitas Fisik, Derajat Keasaman (pH), Bahan Kering dan Bahan Organik. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2017. Universitas Sriwijaya. Palembang 638-648.
Samadi., S, Wajizah dan Sabda. (2015). Peningkatan Kualitas Ampas Tebu sebagai Pakan Ternak Melalui Fermentasi dengan Penambahan Level Tepung Sagu yang Berbeda. Agripet. 15(2):104-111.
Sobowale, A. O., T. O. Olurin, and O. B. Oyewole. (2007). Effect of Lactic Acid Bacteria Starter Culture Fermentation of Cassava on Chemical and Sensory Characteristics of Fufu Flour. Afr J. Biotech. 16(1):1954-1958
Suparjo., K. G. Wiryawan ., E. B. Laconi dan D. Manguwijaja. (2009). Perubahan Komposisi Kimia Kulit Buah Kakao Akibat Perubahan Mangan dan Kalsium dalam Biokonversi dengan Kapang Phanerochaete chrysosporium. Media Peternakan. 32(3): 204-211.
Tarmidi, A. R dan R. Hidayat. (2002). Peningkatan Kualitas Ampas Tebu Melalui Fermentasi dengan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Ilmu Hayati dan Fisik. 6(2): 197-204.
Tarmidi, A. R dan R. Hidayat. (2002). Peningkatan Kualitas Ampas Tebu Melalui Fermentasi dengan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Ilmu Hayati dan Fisik. 6(2): 197-204.