Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Sapi Potong Ditinjau dari Jumlah Kelahiran Pedet
Abstract
Kabupaten Sinjai merupakan salah satu Kabupaten yang pengembangan sapi potong dengan menerapkan aplikasi teknologi IB. Tingkat kelahiran sapi potong hasil IB di Kabupaten Sinjai semakin meningkat dari tahun ke tahun. Namun hal tersebut masih dibayangi oleh permasalahan kematian induk maupun anak sapi karena kesulitan saat proses beranak hasil inseminasi buatan. Salah satu indikator keberhasilan suatu program IB ternak adalah jumlah ternak yang berhasil dilahirkan dari sejumlah induk yang di-IB. Hal tersebut melatarbelakangi dilakukannya penelitian mengenai tingkat keberhasilan inseminasi buatan pada sapi potong ditinjau dari jumlah kelahiran pedet di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat keberhasilan kelahiran pedet hasil IB tertinggi di Sinjai Barat yakni 62,38% sementara terendah di Sinjai Timur sebesar 31,31% Kendala dalam pelaksanaan IB di Sinjai yaitu peternak tidak mampu menyediakan pakan yang memadai sehingga daya reproduksi sapi hasil IB menurun. Ditemukan juga kesulitan melahirkan (distokia) dikarenakan ukuran pedet sapi yang besar sehingga butuh penanganan pada saat melahirkan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan IB ditinjau dari kelahiran pedet di Kabupaten Sinjai sudah cukup baik kecuali untuk beberapa Kecamatan. Hal tersebut disebabkan berbagai faktor di antaranya kualitas pakan selama kebuntingan dan distokia. Dapat disarankan penelitian lebih lanjut terkait service per conception, conception rate, dan calving rate guna memperoleh gambaran lebih lengkap mengenai keberhasilan inseminasi buatan.
References
pada peternakan sapi potong di Kelurahan Kalampangan Kecamatan Sabangau Kota
Palangka Raya. Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 8(2), 82–88.
Mahyun, J. C., Poli, Z., Lomboan, A., Ngangi, L. R., Peternakan, F., Sam, U., Manado, R., &
Sangkub, K. (2021). Tingkat keberhasilan inseminasi buatan ( IB ) berdasarkan Program
Sapi Induk Wajib Bunting ( SIWAB ) di Kecamatan Sangkub. 41(1), 122–130.
Novita, C. I., Abdullah, M. A. N., Sari, E. M., & Zulfian, Z. (2019). Evaluasi program
inseminasi buatan pada sapi lokal betina di Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Provinsi
Aceh. Jurnal Agripet, 19(1), 31–39. https://doi.org/10.17969/agripet.v19i1.13005
Nurcholis et al. 2019. System application of artificial insemination technology to the welfare
level of cattle breeders in Merauke. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 343 012169
Nurpika, H., Anwar, P., & Alatas, A. (2022). Tingkat keberhasilan program sapi induk wajib
bunting ( upsus siwab) dalam upaya peningkatan angka. Ternak Tropika, 23(1), 7–17.
https://doi.org/10.21776/ub.jtapro.2022.023.01.2
Qomariyah, N., & Suningsih, N. (2017). Identifikasi faktor-faktor pendukung keberhasilan
inseminasi buatan di Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Seminar Nasional
Dies Natalis Ke-54 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, 1(1), 1–6.
Razak, N. R., Herianto, H., Armayanti, A. K., & Kurniawan, M. E. (2021). Pengaruh
karakteristik peternak dan adopsi teknologi terhadap keberhasilan inseminasi buatan di
Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai. Jurnal Agrisistem : Seri Sosek Dan Penyuluhan,
17(2), 111–118. https://doi.org/10.52625/j-agr-sosekpenyuluhan.v17i2.21